Kamis, 16 Februari 2012

Tugas Ek Man 3


TUGAS MANAGERIAL ECONOMICS

SOAL :

Departemen Penelitian di Corn Flakes corporation (CFC) mengestimasi regresi berikut terhadap permintaan cornflakes yang mereka jual :

Qx = 1,0 – 2,0 Px + 1,5 I + 0,8 Py – 3,0 Pm + 1,0 A


Dimana

Qx
=
Penjualan cornflakes CFC, dalam juta bungkusan 10 ons per tahun
Px
=
Harga cornflakes CFC, dolar per bungkusan 10 ons
I
=
Pendapatan personal disposable, dalam trilliun dolar per tahun
Py
=
Harga cornflakes saingan, dalam dolar per bungkusan 10 ons
Pm
=
Harga susu, dalam dolar per quart
A
=
 Biaya iklan cornflakes CFC, dalam ratusan ribu dolar per tahun

Tahun ini, Px = $2, I = $4, Py = $2,50, Pm = $1 dan A = $2.
  1. Hitung penjualan cornflakes
  2. Hitung elastisitas dari penjualan terhadap setiap variable dalam fungsi permintaan
  3. Estimasi tingkat penjualan tahun depan jika CFC mengurangi Px sebesar 10 %, meningkatkan iklan sebesar 20 %, I meningkat 5 %, Py berkurang 10 %, dan Pm tidak berubah.
  4. Seberapa besar CFC harus berubah biaya iklannya jika mereka menginginkan penjualan menjadi 30 % lebih tinggi tahun ini.

JAWAB ;

Qx = 1,0 – 2,0 Px + 1,5 I + 0,8 Py – 3,0 Pm + 1,0 A

a.       Penjualan cornflakes
Qx = 1,0 – 2,0 (2) + 1,5 (4) + 0,8 (2,50) – 3,0 (1) + 1,0 (2)
Qx = 1,0 – 4 + 6 + 2 – 3 + 2
Qx =  4
Sehingga, penjualan cornflakes adalah sebesar 4 juta

b.      Elastisitas permintaan

Ep = -2,0 ( 2/4)
     = -2,0 (0,5)
     = - 1

Ei  = 1,5 ( 4/4)
     = 1,5 (1)
     = 1,5

Epy = 0,8 (2,50/4)
       = 0,8 (0,625)
       = 0,5

Epm = - 3,0 (1/4)
        = - 3,0 (0,25)
        = - 0,75

EA = 1,0 (2/4)
      = 1,0 (0,5)
      = 0,5

c.       Estimasi penjualan tahun depan
Q’x  = 4 + 4 (-10%)(- 1) + 4 (5%)(1,5) + 4 (-10%)(0,5) + 4 (0)(0,75) + 4 (20%)(0,5)
        = 4 + 4 (-0,10)(-1) + 4 (0,05)(1,5) + 4(-0,10)(0,5) + 4 (0)(0,75) + 4 (0,20)(0,5)
              = 4 + 0,4 + 0,3 – 0,2 + 0 + 0,4
        = 4,9
        = 4.900.000

d.      Berapa biaya iklan jika mengingikan penjualan 30 % dari tahun ini
      4 + (4 x 30 %) = 1,0 – 2,0 (2) + 1,5 (4) + 0,8 (2,50) – 3,0 (1) + 1,0 (A)
                 4 + 1,2  = 1,0 – 4 + 6 + 2 – 3 + 1,0 (A)
                              5,2 =   2 + 1,0 (A)   
                 5,2 – 2  = A
                       3,2  = A

Jadi untuk meningkatkan penjualan 30 % biaya iklan yang harus dikeluarkan sebesar 320.000 dolar per tahun

     
Nama-nama perusahaan  yang sukses dengan menggunakan ecommerce, yaitu :
  1. Lippo-e-Net
  2. Telkom dengan commerceNet & Plasa.com
  3. Indosat dengan Portal 1-2, IndosatCom dengan dagang2000 dan indosign-nya
  4. Jatis dengan solusi etalaze-nya
  5. Amazon.com
  6. Wal-Mart
  7. Dell Computer
  8. kraft food
  9. Detik.com

I. Sejarah Berdirinya Amazon.com
Amazon.com sudah berusia satu decade lebih, perusahaan ini menjadi salah satu di contoh dalam keberhasilan Internet marketing. Didirikan oleh Jef Bezos pada tahun 1995 yang berawal menjual buku (toko buku) on-line, yang kemudian berkembang menjual berbagai macam item produk secara massive, kemudian musik dan video, dan sekarang perangkat lunak, produk rumah tangga, dan furniture dll – Amazon tumbuh menjadi toko serba ada virtual dengan 17 juta lebih konsumen online di seluruh dunia Amazon yang berpusat di Seattle ini memperoleh pendapatan lebih dari $1,6 miliar dalam penjualan e-commerce setiap tahun. Bahkan ketika jaringan toko serba ada yang telah berhasil seperti Barnes and Noble dan Wal-Mart berusaha merebut bagian yang lebih besar dalam kue ritel on-line, CEO Bezos telah berhasil mempertahankan toko on-line Amazon.com sebagai pemimpin pasar online dan mempertahankan konsumen melalui inovasi yang berkesinambungan.


Pada saat itu belum ada perusahaan seperti Amazon ketika Bezos sedang meneliti perangkat lunak dan internet untuk sebuah perusahaan di New York City pada tahun 1994. dia tertarik dengan kemungkinan mendirikan usaha menjual buku melalui World Wide Web dengan cara yang hampir sama seperti perusahaan yang menerima pesanan dan menjual buku melalui pos. ide ini terbukti sangat menarik sehingga Bezos dengan segera berhenti dari pekerjaannya, mengumpulkan uang dari keluarga dan teman, menulis suatu rencana bisnis, dan pindah ke Seattle agar berlokasi dekat dengan pemasok buku besar. Satu tahun kemudian, Amazon.com memulai usahanya. Pada bulan pertama pendiriannya, tanpa iklan atau jasa hubungan masyarakat, situs tersebut menarik minat konsumen dari semua negara bagian Amerika Serikat dan lebih dari empat puluh negara lainnya.

Pada permulan dimulainya usaha Amazon tersebut, jaringan toko buku besar yang telah ada tidak terlalu menaruh perhatian pada Amazon. Akan tetapi, talam waktu dua tahun, strategi perusahaan toko online Amazon.com seperti memberikan harga diskon, e-mail mengenai ulasan buku secara gratis dan fasilitas pencarian yang mudah telah menarik minat begitu banyak pembeli dan begitu banyak liputan media sehingga para pesaing mulai berjuang untuk membuka toko buku Internet sendiri. Akan tetapi, reputasi Amazon yang telah mapan dan konsumen yang setia menjadi halangan utama yang perlu diatasi oleh para pesaing. Walaupun telah melakukan promosi yang agresif dan strategi penetapan harga yang agresif, Barnesanobie.com masih belum mampu manyamai penjualan on-line dan ukuran konsumen Amazon.

Sementara itu, Bezos telah mengembangkan perusahaan ke dalam berbagai macam produk dengan membeli saham di perusahaan e-commerce seperti drugstore.com dan pets.com. dia juga merancang sesi lelang di Amazon untuk menarik keberhasilan seperti yang diperoleh eBay, situs lelang Internet pertama. Sebagai tambahan, Bezos membuat ruang di situs Amazon untuk zShops, suatu ruangan dimana usaha-usaha kecil dapat menjual produk di Amazon dengan membayar ongkos.

Satu alasan dari keberhasilan Amazon adalah gaya manajemen yang berorientasi pada tindakan dari pendirinya, Bezos. Walaupun ia merencanakan dengan hati-hati gerakan perusahaannya di masa depan, dia juga ingin menghindari kelumpuhan yang mungkin berasal dari analisis dari kehati-hatian yang tidak berkesudahan. Sebagai pionir dalam e-commerce, Bezos terbiasa membuat keputusan secara cepat untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang tidak terduga dan sering berlalu dengan cepat. Dia memberi semangat kepada semua karyawannya di Amazon untuk berbuat hal yang sama, bahkan jika itu berarti kadang-kadang terjadi salah langkah. Bekerja dalam waktu Internet, Bezos merasa lebih baik jika ia mengarahkan perusahaannya untuk memasuki sesuatu yang belum diketahui, dan memperbaiki masalahnya nanti, daripada menghambat pertumbuhannya sekarang.

Agar dapat terus tumbuh dan berinovasi, Amazon harus terus menerima, melatih, dan memotivasi manajer dan karyawannya. Bezos secara pribadi terlibat dalam keputusan mengangkat manajer-manajer puncak, yang ia percaya untuk mempekerjakan orang yang akan bekerja di bawahnya. Karena Bezos tahu bahwa seorang tenaga kerja yang memiliki keterampilan sangat penting bagi keberhasilan Amazon, Bezos menanyakan pertanyaan yang menyelidik mengenai teknik penerimaan pegawai ketika ia mewawancarai kandidat manajemen puncak.

Di tengah skedul manajemennya yang padat, Bezos masih menyisihkan waktunya yang berharga untuk menelurusi Web situs Amazon, dan seringkali berjalan-jalan di pusat perbelanjaan mencari ide-ide baru. Agar tetap berhubungan dengan karyawan dan konsumennya, ia berterima kasih kepada karyawan-karyawan tertentu untuk pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan dia membaca pesan-pesan e-mail dari konsumen untuk mengetahui apa yang mereka suka dan tidak sukai. Sekitar satu pertiga dari waktu CEO digunakan untuk mengunjungi jaringan nasional dari pusat pendistribusian Amazon, di mana dia menjawab pertanyaan-pertanyaan karyawan dan manenanamkan ulang enam "nilai inti' perusahaan: Obsesi konsumen, kepemilikan, kecenderungan untuk bertindak, hemat, syarat penerimaan yang tinggi, dan inovasi.


Setiapbulan Desember, Bezos dan seluruh tim manajemen ikut bekerja secara langsung untuk menangani permintaan yang memuncak saat liburan. Dengan langsung ikut membungkus paket untu dikirim ke konsumen atau menjawab telepon dari konsumen, mereka dapat merasakan apa yang dihadapi oleh manajer lini-pertama dan para karyawan – dan mengetahui apa yang dinginkan oleh konsumen. Tradisi merasakan pengalaman langsung tahunan ini juga mempertajam kembali perasaan pencapaian tujuan manajer, bahwa di dalam industri yang telah berubah cepat ini, segalanya penting.


Sumber :
diunduh tanggal 5 Oktober 2010 Jam 11.05


II. Sejarah Wal-Mart
Contoh sebuah mimpi yang menjadi kenyataan adalah ceritera tentang Sam Walton, pendiri Wal-Mart (www.walmart.com). Mulai dari sebuah toko, Wal-Mart telah tumbuh menjadi perusahaan terbesar di U.S.A. dalam hal pendapatan. Dan pada hari ini perusahaan tersebut dwarfs setiap pengecer lainnya. Pada tahun 2005, Wal-Mart merupakan ranking pertama dari lima top perusahaan yang paling terkemuka menurut versi majalah Fortune.
Sebagai pemilik toko di Bentonville, Arkansas, Sam Walton memiliki strategy yang sederhana: membuat toko barang eceran di pedesaan USA dan kemudian menjual barang-barang dengan harga yang paling rendah dibandingkan dengan toko di sekitarnya. Sam yakin bahwa format diskon yang besar akan berfungsi di komunitas pedesaan. Strategi Wal-Mart berdasarkan harga rendah harian (dengan cara mengurangi biaya periklanan). dengan harga paling rendah untuk 1.500 barang kunci, dan dengan sistemdistribusi berbiaya rendah (berdasarkan sistem scanning dan komunikasi satelit).
Toko diskon Walton yang pertama dibuka pada tahun 1962 dan menggunakan slogan seperti “Kami menjual kurang”, dan “Kepuasan dijamin,” dua dari hallmark barang dagang eceran saat ini. Pada penghujung tahun 1969, Wal-Mart memperluas tokonya ke 31 lokasi. Dalam tahun itu, Wal-Mart menjadi sebuah perusahaan public dan tumbuh pesat dengan basis toko-toko diskon tambahan dan ekspansi global. Wal-Mart telah menjadi contoh buku teks nyata bagaimana seorang pedagang eceran mempertahankan pertumbuhan tanpa kehiloangan core value aslinya tentang bagaimana overhead, penggunaan sistem distribusi inovatif, dan berorientasi keapda konsumen – dimana para karyawan bersumpah untuk melayani konsumen
Sumber :
diunduh tanggal 5 Oktober 2010, jam 11.18
III. Detik.com
Situs Berita Detikcom awalnya adalah proyek pribadi sebuah perusahaan penyedia jasa konsultasi, pengembangan, dan pengelolaan web, Agranet Multicitra Siberkom. — Di singkat menjadi Agrakom — Untuk mensiasati kondisi perusahaan saat krisis ekonomi 1997. Agrakom saat itu seperti banyak perusahaan lain juga menghadapi persoalan. Order jasa web site terhenti, sementara proyek-proyek e-commerce yang sudah di tangan di tunda oleh klien. Padahal Agrakom yang berdiri Oktober 1995 dengan investasi yang lumayan gede.
Agrakom termasuk salah satu pelopor Industri konten IT yang menyasar pasar Internet yang mulai di kenal di Indonesia pada tahun 1993. Agrakom sempat beberapa kali mengecap manisnya kue bisnis itu dari beberapa klien besar seperti Kompas Gramedia yang meluncurkan Kompas Cyber Media untuk berita koran versi Internet atau PT. Tambang Timah Tbk.
Agrakom didirikan oleh Budiono Darsono dan teman teman yang sebagian besar berlatar belakang Jurnalis, pada masa awal Agrakom berkantor di perkantoran Stadion Lebak Bulus, namun berhasil menggaet sekitar 10 klien raksasa dari luar negeri. Antara lain Philips (elektronik), Hair Builder (properti), Anderson (News), Radio Extreme (Konsultan Sekuritas), Intel dan AIM Service. Umumnya klien tersebut perusahaan Amerika dan tidak memiliki kantor di Indonesia.
Kepada Agrakom sebagian besar perusahaan tersebut mempercayakan penggarapan dan pengembangan situs Web mereka. Sebagian lainnya mengorder jasa pengembangan aplikasi. Semua kontak bisnis dilakukan melalui email dan telepon. Preview pekerjaan juga dilakukan melalui Internet. Adapun diskusi pekerjaan dipresentasikan melalui Chat yang secara khusus dibuat oleh Agrakom.
Nilai proyek yang ditangani terus meningkat, awalnya hanya Rp. 300 juta, lalu meningkat Rp. 425 juta bahkan sempat sampai mencapai Rp. 1 Miliar. Tapi kue manis tersebut tak berlangsung lama, Krisis Moneter 1997 membuyarkan semuanya.
Mensikapi kondisi tersebut , kemudian Budiono Darsono (eks Wartawan DeTik), Yayan Sofyan (eks Wartawan DeTik), Abdul Rahman (eks Wartawan Tempo) dan Didi Nugrahadi (tetangga rumah Budiono yang tinggal di Pamulan Tangerang). Empat sekawan ini berpikir keras mencari konsep jasa web baru yang tetap laku dalam situasi krisis. Ada cerita lain bahwa ide ini lahir akibat paket layanan baru dan pernah ditawarkan kepada salah satu penerbit koran besar, namun ditolak. Klien itu justru menyarankan agar Budiono dan kawan kawannya menggarapnya sendiri.

Dari serangkaian pertemuan, nongkrong di berbagai tempat, akhirnya konsep itu ditemukan. Yaitu sebuah media yang 100% berbasis Internet dan memanfaatkan semaksimal mungkin keunggulannya - tersedia setiap saat dan interaktif. Namun gagasan ini masih mentah karena Budiono dan kawan kawan masih bingung seperti apa wujudnya.
Terdapat beberapa alternatif matang dan tinggal menjiplak saja. Misalnya waktu itu lagi populer sekali Yahoo, dimana orang yang mau browsing pasti ke Yahoo dulu, buat cari informasi, jadi ada rencana buat portal seperti Yahoo, atau bikin Web Mail Gratis macam Hotmail. Tetapi pilihan akhirnya jatuh pada membuat situs berita yang cepat terupdate dalam hitungan menit, bukan lagi harian seperti koran. Budiono sangat yakin orang-orang sedang membutuhkan berita macam begini. Gagasan itu sepertinya mencontek gaya breaking news televisi CNN tetapi ala internet. Sama juga seperti Yahoo! yang sebetulnya sudah memakai konsep itu dengan berita update langganan dari pelbagai kantor berita. Sayangnya, mesin pencari ini masih berbahasa Inggris. Padahal di Indonesia hanya sedikit orang yang mau baca Web Site berbahasa Inggris.
Detik.com waktu itu memang unik. Jangankan Di Indonesia, di seluruh dunia pun waktu itu tidak ada Portal Berita macam Detik.com. Pada awal operasionalnya Budiono menjabat sebagai pemimpin redaksi sekaligus reporter dengan satu tape recorder. Lalu merekrut beberapa reporter, sembari rajin menelepon bekas teman-teman wartawan di media lain untuk menyumbang berita. Beritanya singkat, orang yang sering di telpon Budiono adalah Sapto Anggoro, redaktur di harian Republika, yang kerap memberi info baru di lapangan kepadanya. Tidak lama Sapto justru keluar dari koran itu dan bergabung, bahkan sekarang tercantum sebagai dewan redaksi Detikcom.
Delapan hari setelah Soeharto lengser, 30 Mei 1998, server Detikcom sudah siap di akses, namun baru mulai on line dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Berita-beritanya segar, anyar, dan terus menerus diperbaharui dalam hitungan detik. Desain website berbalut warna khas yang agak norak, hijau, biru, dan kuning. Warna ini sampai sekarang dipertahankan sebagai trademark. Baru sebulan Detikcom on line telah ada sekitar 15.000 hits alias yang mengklik situs baru itu. Perkiraan itu akhirnya terbukti karena dalam waktu singkat Detikcom menjadi sangat dicari. Satu tahun kemudian, jumlah pengunjung melesat menjadi 50.000 orang perhari, sebuah pencapaian luar biasa mengingat pengguna Internet yang baru sedikit saat itu.
Banyak cerita tentang sulitnya para reporter Detikcom menyajikan berita - berita secara tepat waktu. Saat itu belum ada BlackBerry atau semacam SmartPhone yang bisa mengirimkan email berita dengan sekali pencet. Telepon genggam (Handphone) apalagi PDA di tahun 1998 - 1999 amat mahal, dan terbatas. Satu satunya jalan adalah memanfaatkan telepon umum dan setiap pagi para reporter Detikcom terlebih dahulu diwajibkan untuk masuk ke kantor mengambil beberapa kantung uang recehan. Yang terjadi adalah antrean panjang telepon umum dan para wartawan itu sering kena omel para pengguna telepon. Dengan begitu berita yang dikirimkan disiasati lebih singkat dan pendek.
Keberhasilan Detikcom pun turut menjadi pemicu munculnya demam Internet di Indonesia pada pertengahan 1999. Ini menyadarkan banyak konglomerat  media yang merasa kecolongan tidak memanfaatkan kesempatan emas di waktu yang sulit itu. Lagi pula, membangun sebuah situs tidak perlu modal yang banyak, seperti mendirikan pabrik. Mulailah bermunculan perusahaan Internet serius didirikan seperti Satunet, Astaga!com. James Riyadi pemilik Lippo Life membuat Lippo e-Net dan Lippostar. Adapula Mweb, Kopitime, dan BolehNet. Bedanya portal-portal tersebut banyak yang didirikan hanya untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Investasi awal jor-joran dengan menawarkan pelbagai fasilitas canggih berbiaya besar yang di gratiskan seperti email, chatting, kirim SMS dan bahkan webfax gratis, untuk mengundang pengunjung. Setelah mencatat banyak hits, mereka melepas kepemilikan di bursa saham untuk mendapatkan dana.
Di kepung oleh pemodal besar membuat Agrakom pun menjual 15% saham Detikcom kepada Investor asal Hongkong, Pasific Tech seharga USD2 juta. Uang sebanyak itu berpuluh kali lipat dari investasi awal DetikCom yang hanya Rp. 40 juta. Dana sebesar itu membuat Detikcom nervous harus seberapa besar pendapatan yang diperoleh kalau investasinya saja sudah hampir menginjak belasan juta dollar
Akhirnya di putuskan belanja teknologi dikeluarkan seperlunya. Tenaga penjual iklan di rekrut. Bahkan, iklan dari dotcom lain di terima, termasuk dari kompetitor. Awal Januari 2000, Detikcom merilis email gratis, chating, ruang diskusi, dan menambah sejumlah kanal baru. Ciri khas jurnalistik lebih di pertajam dengan serangkaian kerja sama organisasi kampanye untuk memasok berita di daerah. Fasilitas SMS dan WebFax gratis yang biaya operasinya mahal ditiadakan. Tidak ada biaya promosi miliaran rupiah. Tidak ada content management system seharga ratu san ribu dolar, tetapi mengembangkan sendiri. Langkah meniru nan hati-hati itu akhirnya bisa menyelamatkan.
Di awal milenium, krisis dotcom meledak di Amerika Serikat. Saham saham perusahaan berbasis teknologi bertumbangan. Kekecewaan investor bahwa jaringan internet ternyata tidak mendatangkan keuntungan seperti yang dijanjikan terbukti sudah oleh kiamat dotcom yang datang lebih cepat. Dari sisi pendapatan krisis dotcom tahun 2000 telah menyebabkan banyak pemasang iklan tidak lagi mau percaya pada media Internet. Satu persatu portal yang pada tahun 1999 tumbuh pesat, kini mulai gulung tikar. Maka awal 2001 situs situs milik para Konglomerat Media itu kehabisan modal.
Budiono dan kawan kawan bertahan dengan modal pas-pasan setelah menutup kembali fasilitas yang di anggap tak menguntungkan. Detikcom masih memiliki napas hasil menyisakan modal dan sedikit dari penghasilan iklan - Oktober 2000 pendapatan iklan Detikcom mencapai lebih dari Rp. 500 juta. Berita yang tak banyak pembacanya dan tak menarik pemasang iklan dihentikan. Serangkaian bidang usaha baru dirilis, tahun 2003 terlihat bahwa dari beberapa bidang usaha baru, mobile data (layanan kirim berita lewat SMS) adalah yang paling cepat memberi hasil.
Selanjutnya, Detikcom melenggang sendirian tanpa lawan yang berarti. Banyak pujian datang karena Detikcom salah satu dari sedikit media yang bisa bertahan pada era industri media yang mulai bergerak ke arah konglomerasi. Ada Kompas Gramedia, Media Group, Para Group, MNC, Jawa Pos Group, dan Visi Media Asia. Dan yang terjadi belakangan pada akhirnya adalah raksasa-raksasa ini justru mengekor kepada semut. Kompas mereborn Kompas.com, MNC mendirikan okezone.com, Visi Media milik Grup Bakrie melahirkan VivaNews. Tempo Inti Media mengaktifkan tempointeraktif.co.id, belum lagi Inilah.com dan Wartaone.com.

Sumber :
diunduh tanggal 5 oktober 2010, jam 13.23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar